Mangrove.id | Apriliani Asaribab (10) pelari cilik papua asal Ransiki Kabupaten Manokwari Selatan, menjuarai Lomba lari marathon 3 kilometer yang di gelar oleh pemkab Teluk Bintuni dalam rangka HUT ke – 20 kabupaten Teluk Bintuni, Rabu (7/6/2023).
Duduk di bangku sekolah dasar (SD) kelas 6 dengan usia 10 tahun, Apriliani mengikuti lomba lari dengan ratusan peserta mengambil titik start dari depan KPU menuju finish yang berada di Gelanggang Argosimeeai SP 5. Ia menjadi orang pertama yang berada di garis finish.
Tanpa di dampingi mentor, Apriliani mengikuti lomba lari dalam kategori tingkat anak-anak dengan jarak tempuh 3 kilometer, dengan tekad dan kemauan tinggi ia mampu bertahan Lari di bawah bimbingan Arnold Asaribab yang mana kakaknya sendiri.
Mendengar adanya lomba Lari yang di adakan di kabupaten Teluk Bintuni dalam rangka HUT ke 20, Arnold membimbing dan memboyong sang adik untuk mengikuti lomba tersebut, sebelum tampil di medan perlombaan sehari sebelumnya.
Setiap pagi dan sore Arnold mengajak sang adik kecilnya Apriliani untuk latihan pemanasan di jalan bypass Ransiki dan pantai.
Sementara Arnold Asaribab yang sehari – hari bekerja sebagai tenaga honorer Pemda di KasatPol-PP Manokwari Selatan, yang sedari SD hobinya gemari olahraga lari tersebut sampai saat ini sudah menjuarai kejuaraan daerah tingkat kabupaten maupun provinsi, ia selalu mendapatkan beberapa medali.
Dengan mengandalkan sepeda motor Arnold membonceng sang adik Apriliani dan satu kerabatnya sejak pagi hari untuk melintasi dari Mansel menuju Bintuni pada selasa 6 Juni 2023. Selain dari mereka bertiga adapula kakak beradik Arifin Indouw dan Riska Indouw yang juga bersama mengikuti perjalanan menuju Bintuni hanya untuk mengikuti Lomba Lari yang di adakan Pemda Bintuni.
Untuk kategori umum 7 kilometer, Arnold Asaribab meraih posisi ke 5 berada di garis finish, sementara Arifin Indouw meraih posisi ke 2 kategori pelajar 7 kilometer, dan Riska Indouw meraih posisi ke 3 kategori umum.
Keberhasilan yang di raih oleh peserta asal Mansel Ransiki di Teluk Bintuni bukan hal yang mudah untuk di lewati, sebab perjalanan Ransiki – Bintuni bukan hanya mengandalkan rajin dalam berlatih namun bekal yang cukup untuk menempuh perjalanan 4 jam.
Untuk perjalanan Ransiki – Bintuni membutuhkan biaya, namun peserta asal Mansel Ransiki ini tidak memiliki biaya, sehingga memilih mengumpulkan kaleng bekas aluminium dan pipa besi bekas yang lama berada di rumah untuk di timbang pada pengepul besi tua, sebab tidak memiliki uang tabungan.
Dari hasil mengumpulkan kaleng bekas aluminium dan pipa besi peserta asal Ransiki berhasil mendapatkan uang Rp.500 ribu, Ujar Arnold.
Selain itu, untuk penghemat pengeluaran. Sebelum berangkat peserta pelari asal Ransiki pergi ke kebun untuk mengambil daun kasbi, daun pepaya dan bunga pepaya sekarung untuk dijadikan tambahan bekal makanan bila tiba dirumah saudara yang menjadi tempat tinggal sementara berada di kilo meter 6 Bintuni, Ujar Arnold
Semua jerih payah terbayar lunas dengan prestasi yang diraih pada saat pelaksanaan lomba lari marathon. (Susi)