BINTUNI, Mangrove.id| Ketua LMA Tujuh Suku Kabupaten Teluk Bintuni, Marthen Wersin mengklaim proses seleksi anggota DPRK Teluk Bintuni periode 2024-2029 melalui mekanisme pengangkatan, akan berjalan baik.

Ketua LMA 7 Suku Teluk Bintuni, Marthen Wersin
Pasalnya, sebagai lembaga kultur yang diberikan kewenangan melaksanakan seleksi di lingkup adat, LMA Tujuh Suku selaku organisasi induk dari suku-suku asli di Teluk Bintuni sudah melakukan tahapan secara intern.
Yakni: menggelar musyawarah adat dengan melibatkan para pengurus LMA masing-masing suku asli Teluk Bintuni guna menyepakati mekanisme pembagian 5 kursi yang disediakan.
“Sebelum pembukaan tahapan seleksi oleh pansel, kami di LMA sudah sepakat untuk dibagi secara baik dengan memperhatikan unsur keadilan,” sebut Wersin yang diwawancarai di Bintuni, Rabu (17/7/2024).
Ia menjelaskan, dalam musyawarah itu semua perwakilan LMA dari tiap suku sepakat membagi jatah 5 kursi DPRK ke masing-masing suku, dengan mempertimbangkan suku-suku yang sudah pernah menduduki jabatan di legislatif maupun MRP.
“Suku Sumuri dan Irarutu tidak ikut. Karena, sudah ada wakil di MRPB. Dan itu kami putuskan dalam rapat umum yang diikuti semua suku, dan itu tercatat dalam berita acara. Jadi 5 suku yang berhak yakni Kuri, Wamesa, Sebyar, Sougb dan Moskona,” ungkapnya.
Ia berharap, mekanisme perekrutan yang disepakati seluruh LMA dapat berjalan dengan baik, sebagaimana komitmen yang dibangun.
“Yang sudah, maka harus mengalah biar yang lain juga bisa dapat. Nanti bergilir, semua pasti dapat,” imbuhnya.
Ia berharap, Pansel dapat mengikuti mekanisme yang sudah disepakati oleh lembaga adat, selama tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Memang DPRK melakui mekanisme pengangkatan ini untuk OAP. Tapi karena ini ada di wilayah adat kami, maka kami minta kepada saudara-saudara kami suku Papua lainnya untuk menghargai dan mendukung kami,” tandasnya. (wanma)