TELUK BINTUNI, Mangrove.id| Pergumulan Klasis GKI Teluk Bintuni akan kebutuhan tenaga pelayan firman, sudah terjawab pada Oktober 2024 lalu.
Dimana, Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua telah menempatkan sebanyak 23 calon pelayan (capel) untuk melayani di Tanah Sisar Matiti.
Jumlah ini, terbilang cukup untuk mengisi kekosongan pelayan pada jemaat-jemaat yang tersebar di empat lingkungan pelayanan, utamanya di wilayah pesisir dan pegunungan.
Saat dijumpai di ruang kerjanya, Sekretaris Klasis GKI Teluk Bintuni, Pendeta Yohanis Lanta, S.Si menyatakan pihaknya sangat bersyukur. Pasalnya, kekurangan tenaga pelayan khususnya pendeta menjadi pergumulan sejak lama.
“Kami sangat berterima kasih kepada Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua yang telah memberikan kami tenaga pelayan,” ucapnya, Kamis (6/3).
Ia menyatakan, kehadiran 23 calon pelayan ini di tengah-tengah jemaat, memberi pengaruh cukup besar dalam pertumbuhan iman jemaat.
“Kehadiran mereka tentu memberikan dampak yang sangat positif. Karena, akan ada perkembangan pelayanan di sana,” ujarnya.
Konteks perkembangan pelayanan ini, ia mengatakan, sangat terlihat di semua sendi kehidupan baik secara berjemaat, maupun bermasyarakat. Faktor inilah, kemudian menjadi harapan semua pihak, tak hanya gereja.
Pasalnya, karakter seseorang yang sehat jasmani dan rohani, nyatanya menjadi indikator penting dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
“Faktanya, ketika seseorang terlibat aktif dalam ibadah maupun kegiatan gerejawi, secara langsung dia akan mengalami pertumbuhan rohani. Sebab, mind set hingga attitude dia, semuanya akan berubah menjadi lebih baik,” sambungnya.
Perubahan yang positif ini, ia optimis, akan memberi dampak bagi lingkungan tempat tinggal, termasuk lingkungan kerja.
“Mau dia bekerja di lingkup pemerintah, militer, kepolisian atau di lembaga adat sekalipun, pasti dia akan menjadi berkat bagi orang lain,” pungkas mantan Ketua Jemaat GKI Eygendaal Babo tersebut. (len)