TELUK BINTUNI, Mangrove.id| Rapat Kerja (Raker) ke-3 Klasis GKI Teluk Bintuni telah resmi bergulir sejak dibuka Anggota Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua Wilayah XII, Pendeta Rosalie Wamafma, S.Th, M.Mis, Senin (2/12).
Bupati Teluk Bintuni, Matret Kokop beserta jajaran juga turut serta dalam acara pembukaan yang dilangsungkan di Jemaat GKI Pniel Banjar Ausoy selaku tuan rumah.
Raker ke-3 Badan Pekerja Klasis GKI Teluk Bintuni Periode 2022-2027 ini, dibawah sorotan tema sentral, “Kasih Kristus Menggerakkan Kemandirian Gereja Mewujudkan Keadilan, Perdamaian dan Kesejahteraan”.
Dengan Sub Tema, “Klasis Teluk Bintuni Bertekad Menata Diri Menuju Gereja yang Dewasa, Mandiri dan Misioner”.
Menurut Pendeta Wamafma, tema dan sub tema yang dipakai dalam acara gereja, bukan sekadar pajangan. Tetapi tema dan sub tema ini, menjadi patokan dalam memaknai tugas dan tanggung jawab sebagai panggilan pelayanan.
“Sesuai peraturan tentang klasis dalam Tata Gereja GKI di Tanah Papua, Bab 6 Pasal 43 ada 6 poin penting. Salah satunya, dalam Raker ini kita mengevaluasi program pelayanan kita di tingkat klasis,” terangnya saat memberi sambutan.
Dijelaskan Pendeta Wamafma, dalam hal melaksanakan program pelayanan dalam satu tahun, gereja tidak bisa berjalan sendiri. Tapi, gereja membutuhkan sinergitas bersama mitra, secara khusus pemerintah.
“Gereja dan pemerintah adalah mitra strategis yang saling membutuhkan. Dalam praktiknya, gereja dan pemerintah selalu berkolaborasi, karena tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” ungkapnya.
Ia mengatakan, seluruh umat yang hidup di Tanah Sisar Matiti ini punya tanggung jawab untuk sama-sama menciptakan kehidupan yang baik. Dimana, terciptanya keadilan, kedamaian dan kesejahteraan.
Bicara tentang tiga hal ini, ia berpandangan, tidak bisa bicara suku dan agama tertentu saja. Apalagi dalam konteks membangun daerah ini, kolaborasi dengan semua agama, semua suku yang ada, menjadi hal yang prioritas.
Oleh karena itu, dalam Raker ini, ia berpesan, seluruh utusan dari 54 jemaat GKI se Klasis Teluk Bintuni, agar memanfaatkannya untuk mengevaluasi program kerja yang sudah berjalan, sekaligus menyepakati program yang akan dikerjakan.
“Pada intinya, semua program yang kita sepakati wajib untuk memenuhi kebutuhan umat. Bukan demi alasan untuk memenuhi keinginan kita. Mari kita komitmen hal ini,” tegasnya.
“Dalam wadah ini, mari kita berpikir hal yang strategis dalam menjawab tantangan pelayanan kita. Di era global sekarang ini, kita dituntut berpikir cepat dan tepat. Namun, kita tetap tidak boleh menyimpang dari ajaran Tuhan,” pungkasnya. (wanma)