BINTUNI, Mangrove.id| Anggota DPRD Teluk Bintuni, Romilus Tatuta mengungkap adanya praktik mutasi guru yang dilakukan dinas terkait, tidak melalui mekanisme atau prosedur yang ada.
“Kami dengar bahwa ada guru yang mau pindah ke kota, tanpa koordinasi dengan bidang teknis, langsung dipindahkan,” ujarnya, Kamis (18/4/2024).
Dengan demikian, ia menyebut, posisi guru yang tadinya bertugas di sekolah yang terletak di distrik atau kampung, pasti kosong.
Hal lain yang membuat dirinya sangat tidak setuju ialah mutasi yang dilakukan justru bertentangan dengan surat keputusan kepala daerah.
“Kami tidak setuju dengan kebijakan yang diambil oleh dinas. Penempatan Guru-guru itu wajib hukumnya berdasarkan SK Bupati, bukan nota dinas,” tegasnya.
“Itu salah. Itu harus dikembalikan ke tempat tugas awal,” katanya.
Ia pun menambahkan, bahwa sahnya saat SK kepala daerah diterbitkan maka patut untuk dilaksanakan oleh instansi selaku bawahan.
“Perlu diingat bahwa SK Bupati itu lebih tinggi dari nota dinas atau SK kepala dinas,” pesannya.
Sementara, Sekretaris Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Teluk Bintuni, Yohanis Asmorom kepada wartawan, mengaku baru mengetahui informasi tersebut.
“Mungkin saja, sebelum saya disini, sudah jalan,” ucapnya, Kamis.
Ia menjelaskan, soal mutasi guru, itu didasarkan pada kebutuhan. Kendati demikian, ia menerangkan bahwa ada mekanisme yang berlaku.
“Misalnya, ada sekolah yang membutuhkan guru, tentu kita harus cek dulu. Benar atau tidak. Baru bisa kami ambil langkah,” jelasnya.
Ia mengaku tidak sependapat jika ada motivasi bagi guru untuk pindah ke kota dengan alasan-alasan tertentu.
“Tapi, kalau mau cari enaknya saja, itu yang tidak boleh. Jangan karena ditempatkan di kampung, lalu ingin ke kota. Itu tidak boleh,” imbuhnya.
Mengenai informasi yang disampaikan Anggota DPRD Teluk Bintuni, Romilus Tatuta, ia menganggap positif sebagai masukan bagi pihaknya. Utamanya, dengan informasi itu pihaknya bisa melakukan evaluasi.
“Pada prinsipnya, mau pindahkan guru itu kita harus tahu situasi di lapangan dulu. Jangan karena kemauan, lalu seenaknya saja. Lalu, akhir-akhir ini banyak guru yang minta pindah ke dinas. Padahal yang namanya guru itu harus di sekolah, melayani anak-anak,” pungkasnya. (wanma)