BINTUNI, Mangrove.id| Sejumlah tokoh di kabupaten Teluk Bintuni bersepakat untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat tetap kondusif.
Kesepakatan ini diputuskan dalam pertemuan yang diinisiasi Plt Kepala Badan Kesbangpol Teluk Bintuni, Rheinhard Maniagasi, Senin (4/12/2023) bertempat di salah satu cafe di kota Bintuni.
Pertemuan yang dihadiri Ketua LMA Tujuh Suku, Marten Wersin, Ketua KNPI Teluk Bintuni, Kenny Kindewara, Ketua Forapelo, Agustinus Orosomna serta tokoh lainnya, menyikapi insiden yang terjadi di Kupang, NTT beberapa waktu lalu.
Membuka pertemuan tersebut, Maniagasi menjelaskan, pemerintah ingin mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pasca insiden di NTT baru-baru ini. Untuk itu, pertemuan bersama para tokoh ini sangat penting.
Sebab kata dia, Teluk Bintuni merupakan bagian dari Tanah Papua, dan rumah bersama baik OAP Tujuh Suku dan saudara suku lainnya, dengan kesamaan filosofi hidup yang mencintai kedamaian.
Sehingga apapun yang mengancam kedamaian di bumi Sisar Matiti, Maniagasi menegaskan perlu disikapi serius semua pihak khususnya: tokoh adat, masyarakat serta pemuda dari Tujuh Suku.
Menanggapi pesan pemerintah yang disampaikan Maniagasi, Martin Wersin selaku tokoh adat mengatakan, pihaknya akan segera mengambil langkah.
“Kami akan komunikasi dengan tokoh masyarakat NTT disini. Kami ingin tahu seperti apa perkembangan disana. Intinya, persoalan hukum, kita serahkan ke aparat berwajib,” ujar Wersin.
Ketua LMA pun mengimbau seluruh masyarakat dari berbagai golongan, tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan isu-isu yang merugikan.
Ketua KNPI Bintuni, Kenny Kindewara menyebut, pihaknya pada prinsipnya sepakat dengan apa yang disampaikan Ketua LMA Tujuh Suku. Soal undangan ke tokoh masyarakat NTT di Bintuni, Ia menilai merupakan langkah terbaik.
“Kita harus buat statement bersama, bahwa persoalan ini kita serahkan sepenuhnya ditangani oleh pihak berwajib,” tandasnya.
Senada, Agustinus Orosomna pun sepakat bahwa masalah hukum haruslah ditangani oleh aparat hukum dalam hal ini kepolisian.
Meski begitu, Ia mengingatkan kepada Ketua LMA Tujuh Suku untuk secepatnya memanggil tokoh masyarakat NTT di Bintuni, untuk berdiskusi.
“Supaya, daerah kita tetap aman,” singkatnya.
Sesuai informasi yang berhasil dihimpun media ini, kasus dugaan persekusi yang dialami mahasiswa asal Papua saat berdemo di Kupang, NTT beberapa waktu lalu, kini ditangani aparat Polda NTT.
Bahkan informasinya, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda NTT sudah melakukan penyelidikan dengan memeriksa sedikitnya lima orang sebagai saksi.
Sementara, informasi lain yang berkembang di Papua Barat terkait gerakan-gerakan yang dikhawatirkan akan membuat gejolak, sudah dikonfirmasi aparat berwajib bahwa isu tersebut negatif. (Rls)