BINTUNI, Mangrove.id| Data kasus HIV/AIDS di kabupaten Teluk Bintuni periode Januari – Juni tahun 2023, mencapai 755 orang yang positif. Angka ini dinilai cukup tinggi.
Dari 755 orang tersebut, hanya sekitar 392 orang sudah memulai pengobatan dengan meminum obat antiretroviral atau ARV. Namun, dari 392 orang tersebut, hanya 124 saja yang hingga kini masih aktif minum obat ARV.
“Sisanya yang tidak minum obat ARV bisa kita katakan bahwa mereka pasti meninggal. Sebab mereka sudah positif, tapi tidak mau lanjut minum obat. Ini yang susah,” terang Kepala Dinas Kesehatan Teluk Bintuni, Frangky D. Mobilala kepada Wartawan di Bintuni, Senin (14/8/2023).
Pemahaman masyarakat yang masih tabu akan HIV/AIDS, menjadi penyebab sulitnya instansi terkait melakukan skrining, untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin mengenai penyebaran HIV/AIDS.
Oleh sebab itu, Mobilala mengatakan, pihaknya berencana dalam waktu dekat akan menggelar pertemuan dengan sejumlah pihak kompeten, dalam rangka menyatukan pemahaman tentang pencegahan HIV/AIDS.
Diharapkan dengan pertemuan tersebut, dapat menciptakan pemahaman yang komprehensif di masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS, tetapi juga memberikan harapan hidup kepada mereka yang terinfeksi dengan cara minum obat ARV.
“Kami akan undang tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh pemuda untuk bisa membantu kami. Sebab, kami tidak bisa tangani sendiri. Kami butuh kerjasama,” ujarnya.
Terkait 755 orang yang posifit, ia menjelaskan, data tersebut didapat setelah pihaknya mengeluarkan kebijakan kepada seluruh puskesmas untuk melakukan skrining secara menyeluruh.
Artinya, pola lama yang hanya dilakukan terhadap ibu hamil, sekarang mulai diterapkan ke seluruh pasien yang berobat di puskesmas dengan kategori tertentu.
“Kalau dulu, kita mau periksa itu, kita tanya dulu ke pasien. Mau atau tidak. Jika menolak maka tidak jadi. Padahal, nanti sudah sekarat baru ketahuan kalau dia mengidap HIV. Oleh sebab itu, kita ubah metodenya,” ungkapnya.
Sedangkan kaitan dengan ketahanan sistem imun pasien yang terinfeksi HIV, Mobilala menyebut, seyogianya masih ada harapan hidup hingga 20 tahun. Itupun, jika pasien tersebut rutin menggunakan obat-obatan ARV.
Kasus HIV/AIDS Terbanyak Disumbang Usia Produktif
Ia memaparkan, kategori usia 25 – 49 tahun menempati urutan pertama dengan jumlah terinfeksi paling banyak yakni 487 orang, sementara urutan kedua ditempati kelompok usia 20 – 24 tahun sebanyak 144 orang.
Untuk urutan ketiga, diisi kelompok usia 15 – 19 tahun sebanyak 70 orang, sedangkan urutan keempat dihuni kelompok usia 50 tahun keatas sebanyak 50 orang.
“Kalau kita melihat data yang ada, didominasi oleh kelompok usia produktif. Maka, tentu saja untuk menuntaskan persoalan ini, sejatinya bukan menjadi tanggung jawab kami saja. Karena ini berkaitan dengan generasi kita kedepan,” paparnya.
Lanjut Mobilala, secara kategori gender antara laki-laki dan perempuan, yang paling banyak terinfeksi HIV/AIDS adalah perempuan dengan jumlah sebanyak 421 orang dari 755 orang terinfeksi.
Angka tersebut, ia menegaskan, telah memastikan bahwa masih banyak laki-laki yang belum diperiksa. Parahnya lagi, rata-rata perempuan yang terinfeksi adalah ibu hamil.
Lanjutnya, untuk usia dibawah 1 tahun pihaknya menemukan 1 anak yang positif dan usia 1 – 13 tahun sebanyak 13 orang yang positif.
“Kami pernah temukan ada anak SD, SMP yang positif HIV. Untuk itu, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar jangan segan, jangan malu untuk memeriksakan kesehatan. Lebih baik kita mencegah, dari pada mengobati,” pungkas Mobilala.
Perlu diketahui, Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah suatu virus patogen yang dapat menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh seseorang. Lantaran, HIV ini menginfeksi serta merusak sel CD4 yang berperan penting dalam sistem imunitas tubuh.
HIV/AIDS masuk melalui dua jalur yaitu melalui cairan kelamin dan darah, sehingga faktor risiko HIV/ AIDS berhubungan dengan kedua hal tersebut antara lain: sering berganti pasangan. Melakukan hubungan seksual yang beresiko baik homoseksual maupun heteroseksual, dan menggunakan jarum suntik narkoba secara bersamaan. (Wanma)