TELUK BINTUNI, Mangrove.id| Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Teluk Bintuni memfasilitasi rapat lintas agama, yang berlangsung di ruang rapat kantor tersebut, Selasa (29/7).
Rapat itu dipimpin langsung Kepala Badan Kesbangpol Teluk Bintuni, Rheinhard C. Maniagasi yang juga selaku moderator, didampingi sejumlah pejabat internal.

Digelarnya rapat itu, sebagai respons pemerintah terhadap surat yang dilayangkan Badan Kerjasama Antar Gereja Kabupaten Teluk Bintuni, ihwal kedatangan Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Fadlan Garamatan.

Para pihak yang punya kapasitas diundang dalam rapat ini. Diantaranya, FKUB, Kantor Kementerian Agama Bintuni, BKAG, Panitia Hari-hari Besar Islam atau PHBI dan komunitas intelijen daerah.

Dalam rapat tersebut, para pihak sepakat bahwa acara Tabligh Akbar tetap berjalan sesuai jadwal, 22 Agustus mendatang. Bahkan dari pihak gereja mengapresiasi acara umat Islam tersebut.
Meski begitu, para pihak bersepakat bahwa isi ceramah dari UAS dan Ustadz Garamatan, tidak boleh menyinggung keimanan umat lain, terutama Kristen.
Kesepakatan ini dilandasi semangat kearifan lokal masyarakat adat 7 Suku, khususnya filosofi Agama Keluarga yang dipegang turun temurun.
Ketua Bidang Pemberdayaan Umat Beragama FKUB Teluk Bintuni, Muksin Inai mengingatkan, pentingnya filosofi Agama Keluarga ini tetap menjadi landasan hidup masyarakat di Teluk Bintuni.
Sebab, ia menjelaskan, filosofi Agama Keluarga yang menjadi warisan budaya dan adat istiadat orang 7 Suku, telah membentuk cara hidup orang 7 Suku meski berbeda keyakinan.
“Tanah Sisar Matiti ini dibilang orang sebagai miniaturnya NKRI. Contoh, Masjid Al Munawarah itu dibangun oleh orang Nasrani, dan Gereja Katolik di Weriagar dibangun oleh orang Islam,” sebutnya.
Senada, Kepala Seksi Binmas Islam dan Pendidikan Islam Kemenag Bintuni, Nurkolis mengimbau seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga kedamaian di Teluk Bintuni.
Ia pun berharap kepada semua umat beragama di Teluk Bintuni, untuk menjadikan agama sebagai inspirasi dalam kehidupan.
“Dan hal yang paling penting, bahwa dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung,” pesannya.
Menyambung hal itu, Haris Tahir, selaku pembina PHBI Kabupaten Teluk Bintuni, mengimbau kepada semua umat lintas agama, agar meminimalisir semua hal yang berbau sensitif.
Justru ia berpendapat, momen acara Tabligh Akbar yang digelar di Gelanggang Argosigemerai, SP 5, bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
“Kalau ada potensi ekonomi yang bisa digali, kita lakukan. Sebagai contoh, jualan-jualan di sekitaran acara bisa dikoordinir oleh saudara-saudara Nasrani,” imbuhnya.
Sementara, Ketua PHBI, Sulaiman Rumwokas berjanji, bahwa ceramah yang akan disampaikan UAS dan Ustadz Garamatan tidak akan menyinggung keyakinan umat lain.
“Kami juga memohon maaf, jika dalam rencana acara ini ada hal-hal yang dirasa kurang berkenan,” ucapnya.
Ikut menambahkan, Ketua BKAG Kabupaten Teluk Bintuni, Pdt. Jorgen Mokay, mengimbau semua umat untuk bersama-sama menyukseskan acara umat Islam tersebut.
Bahkan, ia mengatakan, pihaknya siap terlibat dalam kepanitiaan bilamana diperlukan.
“Sekali lagi kami sangat berharap, konten dari kedua ustadz agar tidak membicarakan keimanan kami,” singkatnya.
Di penutup rapat ini, sebagai kesimpulan, Rheinhard Maniagasi mewakili Bupati Teluk Bintuni, berharap kepada seluruh elemen masyarakat, agar sama-sama menjaga kedamaian.
Ia mengajak, seluruh lembaga agama yang ada di Sisar Matiti bersatu padu mendukung program pemerintah daerah dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Teluk Bintuni, Yohanis Manibuy – Joko Lingara.
“Kedepan, semua hal yang berpotensi mengancam kedamaian, penting untuk kita duduk bersama,” pungkas Maniagasi. (len)




































Hari ini : 34
Kemarin : 133
Total Kunjungan : 133086
Hits Hari ini : 96
Who's Online : 2