Mangrove.id| Pelaksanaan tugas(Plt) direktur rumah sakit umum daerah (RSUD) teluk bintuni, drg. Ferdinand Mangalik mematok pendapatan badan pelayanan umum daerah(BLUD)di bidang pelayanan kesehatan tahun 2023 di atas Rp. 10 miliar.
Saat di temui awak media di ruang kerja, drg. Ferdinand Mangalik mengatakan target eksisting tahun 2022 sebesar 8 miliar, mencapai regulasi yang mendukung secara baik dan benar, Sabtu(12/11/2022).
Untuk sebagian perangkat daerah yang sudah berstatus BLUD, RSUD Teluk Bintuni telah memiliki kewenangan menjalankan bisnis yang sehat guna peningkatan pelayanan.
“Melihat banyak potensi pendapatan yang diperoleh, selama di kelola dengan baik, maka tinggal bagaimana kita lihat dukungan regulasinya”
Sebagai income yang nyata dikelola RSUD yakni pelayanan medical check up(MCU) klaim BPJS kesehatan, pemeriksaan secara menyeluruh, yang sering menjadi syarat yang harus di miliki oleh karyawan ASN maupun karyawan swasta.
Untuk tarif MCU yang di berlakukan RSUD Teluk Bintuni di targetkan mencapai 1 juta hingga 2,5 juta, dan itupun tergantung kelengkapan yang diminta pasien untuk pemeriksaan, ujar Ferdinand.
“Ada regulasi yang diwajibkan karyawan perusahaan yang beroperasi di Teluk Bintuni, MCUnya dilakukan di RSUD hal yang sama di berlakukan terhadap ASN” Harap Ferdinand.
Untuk menguji standar mutu pelayanan RSUD teluk Bintuni akan menjalani akreditasi oleh lembaga akreditasi independen yang telah tergabung dalam komite akreditasi nasional (KAN) Januari 2023 nantinya.
Sementara wakil bupati Matret Kokop mengatakan mutu serta kualitas pelayanan RSUD Teluk Bintuni bisa di tingkatkan dari yang sudah berjalan, kendati RSUD Teluk Bintuni yang telah menerima predikat penghargaan sebagai rumah sakit bintang lima, ujar Wabup.
“Untuk predikat bintang lima harus di jaga, jangan terjadi penurunan kualitas layanan terhadap pasien” (Susi)