JAKARTA, Mangrove.id| Pemilihan Bupati – Wakil Bupati Kabupaten Teluk Bintuni (Pibup Teluk Bintuni) sudah mulai memunculkan sejumlah nama potensial.
Kabupaten terkaya di Indonesia itu, jika dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tentu memiliki daya tariknya sendiri.
Daerah dengan cadangan minyak dan gas (migas) yang besar itu harus mampu memunculkan sosok pemimpin yang mampu mengayomi dan memajukan pembangunan tidak hanya infrastruktur namun juga manusianya.
Politika Research and Consulting (PRC), melaksanakan survei opini publik menjelang Pilbup Teluk Bintuni 2024 pada 15-30 Juni 2024 lalu.
Survei tersebut menggunakan teknik multi-stage random sampling, dengan 500 responden, dengan significant level 95 persen, survei tersebut memiliki tingkat Margin of Error (MoE) sebesar 4,3 persen.
Demi menjaga kualitas data, dilakukan supervisi berlapis, respondent check, dan verifikasi terhadap seluruh kuesioner.
“Approval rating Petrus Kasihiw dan Matret Kokop selama menjabat di periode keduanya ternyata tidak baik-baik saja. Mayoritas menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas (42,4 persen) dengan Bupati Petrus Kasihiw, sementara yang menyatakan puas dan sangat puas (32,2 persen) terhadap Wakil Bupati Matret Kokop terhitung rendah untuk inkumben” jelas Miftahul Munir selaku peneliti senior PRC, Minggu (28/7/2024).
Dengan tingkat approval rating yang demikian, sosok figur baru di luar inkumben terbuka dalam peta pertarungan hari ini.
Elektabilitas Top of Mind (ToM) Bupati Teluk Bintuni posisi teratas ditempati oleh Daniel Asmorom (46,0 persen) dan kedua Matret Kokop (27,4 persen), sedangkan nama-nama lainnya yang menyusul adalah Yohanis Manibuy (14,0 persen). Selain ketiga nama itu tidak ada yang lebih dari 10 persen pada simulasi ToM.
Pada simulasi elektabilitas closed options (tertutup) Bupati Teluk Bintuni dengan 17 dan 10 nama, masih menempatkan Daniel Asmorom (46,8 persen), Matret Kokop (28,0 persen dan 28,6 persen), dan Yohanis Manibuy (14,0 persen dan 14,8 persen) sebagai tiga kandidat yang cukup potensial untuk memenangkan pertarungan. Kandidat lainnya tidak ada yang cukup potensial sampai dengan survei ini dilaksanakan.
“Apabila pemilihan dilaksanakan berdekatan dengan waktu survei, kami yakin seperti itu hasilnya. Namun pemilihan kan masih 27 November mendatang, jadi masih sangat dimungkinkan terjadi pergeseran arah dukungan publik. Kerja-kerja politik harus mulai dilakukan dengan rapi dan tersistem, agar mampu mengunci dukungan,” terang Munir.
Kandidat-kandidat yang akan berkontestasi masih memiliki waktu untuk menggalang dan merubah dukungan publik, karena ada beragam faktor yang bisa mempengaruhi (merubah) dukungan publik, seperti citra dan penetrasi kandidat, visi-misi atau program unggulan, pasangan calon (bupati – wakil bupati), manajemen kampanye (tim pemenangan), dan lain sebagainya.
Sementara itu, posisi elektabilitas ToM Wakil Bupati Teluk Bintuni ditempati oleh Alimudin Baedu (32,6 persen), Ronald Isir (13,2 persen), Joko Lingara Iribaram (12,6 persen), Daniel Asmorom (10,6 persen), dan Syamsudin Seknun (9,0 persen).
Beberapa nama yang ada cukup bersaing, kecuali Alimudin Baedu yang unggul cukup jauh sebagai kandidat Wakil Bupati dibandingkan kandidat lainnya.
Partai politik maupun gabungan (koalisi) partai politik sudah meracik sejumlah nama pasangan calon untuk mengikuti Pilbup Teluk Bintuni mendatang. (rls)