Mangrove.id| Kabupaten Teluk Bintuni tidak akan lama lagi memiliki satu tempat wisata yang sangat representatif. Bahkan, digadang-gadang objek wisata yang terletak di kawasan Bintuni Timur ini, akan menjadi ikon pariwisata yang identik di Papua Barat.
Coconut Park atau taman kelapa ini berdiri di lahan seluas 20 hektar yang didalamnya terdapat beragam wahana hiburan keluarga. Diantaranya, wahana air diatas danau buatan, resort, live music, café and resto, arena trail anak dan masih banyak lagi.
Disamping semua wahana hiburan yang terintegrasi didalam satu lokasi, terdapat wahana lain yang dapat dijadikan alternatif bagi orang tua untuk mengenalkan anak tentang wawasan seputar tanaman dan hewan ternak.
Pengelola Coconut Park, Sujono yang dijumpai di lokasi, Sabtu (23/4/2022), memaparkan saat ini pihaknya terus berupaya merampungkan seluruh wahana yang ada dalam master plan. Akan tetapi, untuk saat ini pihaknya fokus pada beberapa wahana yang akan dirampungkan terlebih dahulu, agar bisa segera dibuka untuk umum.
“Pada prinsipnya, kami membangun Coconut Park semata-mata agar Bintuni memiliki satu tempat yang bisa menghilangkan stres. Untuk itu, kami sedang menyiapkan sejumlah wahana yang bisa digunakan untuk hiburan bagi keluarga,” jelas Sujono sembari menyebut Coconut Park sudah mendapat izin dari Pemerintah.
Lebih lanjut dijelaskan Sujono, nama Coconut Park yang dipakai sebagai nama lokasi objek wisata ini, lantaran tanaman Kelapa Pandan Wangi asal Thailand menjadi ciri khas atau ikonik tempat wisata tersebut.
Dengan demikian, Ia menepis anggapan kalau pihaknya tengah melakukan kegiatan perkebunan.
“Kelapa-kelapa ini hanya sebagai penghias tempat wisata disini. Oleh karena itu, kami namakan tempat ini Coconut Park,” terangnya.
Untuk menjaga kelestarian Kelapa Pandan Wangi ini, Ia mengungkapkan bahwa pihaknya memanfaatkan pupuk kompos produksi sendiri. Dimana, pupuk kompos tersebut didapat dari peternakan sapi yang didesain secara khusus.
Semisal, pakan, tempat hingga perawatan seluruh ternak Sapi diupayakan sebisa mungkin tidak mencemari lingkungan.
“Jadi untuk pupuk tanaman kelapa ini, kami selalu bereksperimen. Dan kami gunakan hasil riset kami untuk dipraktekkan di semua tanaman kelapa kami. Intinya, kami coba membuktikan apa benar pupuk kompos ini berguna atau tidak,” ujarnya.
Lanjut dikatakan Sujono, sebagai bukti riset untuk menjaga kesehatan lingkungan terutama di kawasan objek wisata Coconut Park, pihaknya bereksperimen terhadap ikan Nila yang dikembangbiakan di objek wisata.
Alhasil, sejauh ini Ia menuturkan semua ikan yang ada di danau buatan maupun parit-parit sekitar pohon termasuk kolam penangkaran, tidak mati.
“Jadi, sederhananya kami yang coba duluan, kami riset duluan. Kalau berhasil, kami bisa tunjukkan kepada masyarakat. Intinya, konsep Coconut Park ini selain hiburan, kami juga ingin mengedukasi masyarakat,” pungkasnya. (Wanma)