Mangrove.id- Pemberian Vaksinasi Covid-19 kepada para tenaga kesehatan (Nakes) di kabupaten Teluk Bintuni terkendala pada Nakes yang memiliki penyakit penyerta atau bawaan serta 84 orang Nakes yang sudah terkontaminasi atau positif Covid-19.

“Para Nakes yang memiliki penyakit bawaan penyerta tidak bisa diberikan vaksin. Sama halnya dengan Nakes yang sudah pernah terkontaminasi positif dengan Covid-19 itu juga tidak bisa divaksinasi meskipun mereka sudah sembuh sebab Nakes tersebut sudah membentuk kekebalan tubuh,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni Franky D. Mobilala, SKM, M.Kes kepada media ini, Kamis (11/02/2021) ketika dikonfirmasi melalui hand phone celuler di Bintuni.
Kepala Dinas Kabupaten Teluk Bintuni itu juga memaparkan bahwa dari 24 Puskesmas dan ditambah 1 rumah sakit umum memiliki sasaran sebanyak 659 Nakes yang harus divaksinasi.

“Dan sampai saat ini baru 434 orang yang sudah divaksinasi atau sudah mencapai 65 persen. Sementara ada beberapa Nakes yang sudah divaksinasi tetapi belum masuk datanya serta ada beberapa Puskesmas yang melakukan pencanangan juga belum melaporkan datanya.
Saya berharap kita bisa mencapai sasaran dalam vaksinasi Nakes sebanyak 659 orang. Dan mudah-mudahan 24 Puskemas yang ada bisa mencapai sasaran tersebut,” harapnya.

Kadin Kesehatan Franky Mobilala juga menjelaskan bahwa pada tahap kedua akan dilaksanakan vaksinasi kepada TNI, Polri dan ASN atau aparat sipil negara yaitu khusus untuk pelayanan publik yang akan dimulai pada bulan Maret 2021.
“Dan saya sudah sampaikan kepada para petugas vaksinasi bahwa kita harus memiliki data agar target bisa dicapai.

Sementara kita juga sedang berusaha meregistrasi masyarakat secara online untuk mereka divaksinasi namun sebagian besar masyarakat kita tidak memiliki email.
Sehingga kita agak kesulitan dalam meregistrasi mereka secara online sehingga nantinya kita dalam memvaksinasi akan lama dalam melakukan registrasi dan sampai kapan pun kita tidak akan berhasil.

Oleh sebab itu kita akan melakukan vaksinasi kepada masyarakat secara manual. Dimana masyarakat dengan kesadaran sendiri mendatangi tempat-tempat pelayanan vaksinasi yang sudah disiapkan.
Setelah vaksinasi kepada pelayanan publik barulah kita bersama-sama gugus tugas mulai melakukan persiapan dengan membagi pos-pos vaksinasi Covid-19 untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum.

Memang kita akui bahwa ada data Pusdating tetapi kita juga harus mengcroschek data dengan Dinas Dukcapil. Dan data lebih akurat apabila pengambilan data masyarakat lewat kepala distrik, lurah serta kepala-kepala kampung,” pungkasnya. (ahmad)