BINTUNI– Pemerintah Kampung Banjar Ausoy menggunakan Dana Desa untuk membeli Sembako yang akan dibagikan kepada warganya selama masa tanggap darurat melawan Virus Corona, dengan tinggal di rumah agar mata rantai virus tersebut terputus.
Pembagian Sembako ini akan dilakukan dalam 3 tahap selama 3 bulan yang dananya bersumber dari dana desa kampung Banjar Ausoy yang disisihkan sebesar 30 persen yaitu dari Rp. 1,2 milyar sehingga dana desa yang dialokasikan untuk membeli Sembako sebesar Rp. 300 juta lebih untuk menyiapkan 800 paket Sembako.
Untuk tahap pertama Pemda Teluk Bintuni telah memberikan bantuan Sembako sebanyak 200 paket kepada kampung Banjar Ausoy melalui pemerintah distrik Manimeri. Dan warga Banjar Ausoy yang sudah mendapatkan paket dari 200 paket dari Pemda Teluk Bintuni yang sudah kita bagikan itu tidak lagi kita bagikan untuk menghindari pendobolan atau tumpang tindih tetapi kita berikan kepada warga lainnya yang belum menerima bantuan Sembako.
“Semua kalangan yang tinggal di Banjar Ausoy juga kita bagikan untuk menghindari kecemburuan sosial sehingga semua warga kampung Banjar Ausoy SP-4 distrik Manimeri mendapatkan Sembako. Adapun Sembako yang kami bagikan pada tahap pertama, yang bersumber dari dana desa kampung Banjar Ausoy kurang lebih 300 paket,” ungkap Kepala Kampung Banjar Ausoy, Sudirman kepada Mangrove ketika diwawancarai disela-sela pembagian Sembako, Kamis (23/04/2020).
Dikatakan bahwa pembagian Sembako tahap pertama tersebut untuk warga yang belum mendapatkan Sembako termasuk TNI-Polri dan ASN.
“Kampung Banjar Ausoy telah mendapat bantuan Sembako yang rinciannya 200 paket dari Pemda Teluk Bintuni melalui distrik Manimeri, bantuan Sembako dari TNI-Polri sebanyak 90 paket. Dan Sembako yang bersumber dari dana desa kampung Banjar Ausoy kurang lebih 300 paket untuk tahap pertama. Dimana jumlah penerima bantuan Sembako di kampung Banjar Ausoy sebanyak 493 KK yang tinggal di 10 jalur. Sedangkan Sembako yang dibagikan kepada warga terdiri dari beras 5 kg, gula 1 kg, minyak goreng 2 liter, sabun cuci 1 kg, teh celup 1 dos, susu 1 kaleng, supermi 10 bungkus, telur 10 butir termasuk bumbu dapur seperti garam dan vitsin,” papar Kepala Kampung.
Kepala Kampung Banjar Ausoy itu juga menyebutkan bahwa dana desa selain untuk membeli Sembako juga untuk membiayai kegiatan penyemprotan disinfektan sebesar Rp. 50 juta yang dilakukan pemuda dengan bergotong royong bersama warga menyemprot fasiltas umum dan rumah-rumah warga untuk mencegah penyebaran virus corona. Selain itu kami juga membagi tempat cuci tangan kepada warga yang membutuhkan atau yang belum memiliki tempat cuci tangan kepada warga. Sedangkan warga yang sudah memiliki tempat cuci tangan yang ditarush di depan rumah masing-masing warga kita tidak lagi berikan,” papar Sudirman.
Kepala kampung itu menambahkan bahwa kendala yang pihaknya alami yaitu orang yang disuruh diam di rumah bagi warga Banjar Ausoy yang baru datang dari luar sebelum tanggap darurat diberlakukan kadang-kadang melanggar karena tidak betah padahal kami sudah anjurkan kepada mereka untuk isolasi mandiri di rumah selama 2 minggu.
“Dan terkait mudik lebaran saya sudah anjurkan kepada warga agar tidak mudik keluar dan apabila pergi mudik lalu mereka nanti kembali maka kami tidak perbolehkan orang tersebut masuk ke kampung selama wabah virus corona masih ada . Sebab kami tidak ingin ada warga kami yang menjadi korban akibat virus corona ini Dan apa yang sudah dihimbaukan Bupati selaku pemerintah agar warga tinggal di rumah untuk memutus mata rantai virus corona supaya dipatuhi warga,” harapnya.
Nampak yang terlibat saat pembagian Sembako yaitu pemerintah kampung, anak muda serta warga kampung Banjar Ausoy. Mereka semua bekerja sama dengan antusias tanpa mengharapkan pamrih dalam menjaga agar virus corona covid-19 tidak masuk ke dalam kampung dan ini membuat kepala kampung merasa bangga kepada warganya. Staf kampung, pemuda dan warga kampung bergotong royomng mengantarkan sembako ke rumah-rumah warga kampung Banjar Ausoy dengan menggunakan 3 unit mobil. | Muris